Mempercayai Informasi Yang Sengaja Disebar Secara Masif Oleh Para Durjana KM50 Adalah Kebodohan Yang Nyata

Table of Contents
Bismillah. Artikel ini kami buka dengan Surah Al-Hujurat ayat 6:
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. 

Mempercayai informasi, tentang peristiwa Tragedi KM50, yang sumbernya dari para durjana KM50, merupakan kebodohan yang nyata. Mari kita periksa dan bahas dengan akal sehat. Dan marilah bersama-sama kita simak baik-baik artikel ini, sehingga tidak menjadi korban informasi yang sesat menyesatkan, atau bisa juga dikatakan, informasi yang menipu, sehingga merugikan salah satu fihak. 

Dini hari, Senin 7 Desember 2020 Telah Terjadi Tragedi KM50. 

Sudah berulang kali kami sampaikan baik secara lisan maupun tulisan, bahwa Tragedi KM50 adalah sebuah peristiwa pelanggaran HAM Berat di mana tiba-tiba Rombongan Keluarga Ulama disergap di tengah jalan tol. Diduga tujuan dari penyergapan tersebut adalah untuk menghabisi Habib Rizieq Sekeluarga.

Tetapi Allah SWT berkehendak lain, Rombongan Keluarga Ulama Kharismatik tersebut selamat. Penyergapan tersebut gagal total karena dihalang-halangi oleh Para Pembela dan Pengawal Ulama yang ikut serta dalam rombongan. 

Para Durjana pun ngamuk. Marah besar tiada tara. Biarlah tidak tepat sasaran, yang penting hasrat untuk menyiksa dan membunuh bisa tersalurkan. Sebab itulah mereka putuskan untuk menculik 6 Santri Pembela dan Pengawal Ulama.

Setelah diculik, 6 Orang Santri Pembela dan Pengawal Ulama tersebutpun disiksa dengan sadis sampai mati. Bila anda melihat langsung bukti-bukti penyiksaannya, pastilah anda akan mengira bahwa mereka disiksa bukan oleh manusia, melainkan oleh binatang buas yang kesurupan setan. 

Bukti dan tanda-tanda bekas penyiksaan yang luar biasa keji dan kejam, terlihat jelas ketika pembungkus 6 Jenazah Syuhada Pembela dan Pengawal Ulama tersebut dibuka, akan dimandikan, di Petamburan. Luar biasa ngerinya di luar batas kemanusiaan. Foto-foto dan video-video jenazah 6 Syuhada Pembela dan Pengawal Ulama itupun viral, tersebar kemana-mana.

Ingat Kaidah Hukum Jalanan Ini : Mana Ada Maling Yang Mengaku? Kalau Maling Mengaku, Maka Penjara Penuh!

Tidak sampai disitu. Belum puas menyiksa dan membantai 6 Syuhada, para durjana km50 pun menyebar informasi yang isinya memfitnah 6 Syuhada Pembela dan Pengawal Ulama yang sudah tewas tersebut. Tujuannya supaya mereka dianggap benar. Tujuannya supaya 6 Syuhada Pembela dan Pengawal Ulama bersalah. 

Ketika ada penculik, penyiksa dan pembantai secara sefihak menyebar informasi tentang penculikan, penyiksaan dan pembantaian yang sudah mereka lakukan, pastilah informasi tersebut adalah informasi yang membenarkan tindakan mereka dan yang menutupi kesalahan mereka. Mustahil mereka memberi informasi yang sebenarnya karena hal yang demikian itu akan menjerumuskan diri mereka sendiri.

Para durjana berfikir bahwa korbannya sudah tewas sehingga bisa dengan bebas menyebar informasi sesuka hati mereka. Mereka fikir tidak akan ada yang tahu. Tetapi mereka lupa bahwa rakyat Indonesia tidak semuanya bodoh dan percaya begitu saja dengan informasi dari mereka. 

Masyarakat yang cerdas, tidak akan mudah dibodohi dengan informasi yang berisi fitnah keji terhadap 6 Syuhada Pengawal dan Pembela Ulama. Mana ada maling yang mengaku? iya kan? kalau maling mengaku, maka penjara penuh! Sampai di sini sudah faham bukan?

Sebab itulah, ketika para durjana menyebar informasi sesat menyesatkan yang berisi fitnah terhadap 6 Syuhada Pembela dan Pengawal Ulama, kami Keluarga Besar 6 Syuhada Pembela dan Pengawal Ulama, KB6SPPU, dibantu oleh TP3, Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan, mengirimkan surat resmi kepada Polda Metro Jaya. Surat tersebut berisi ajakan untuk mubahalah yang tujuannya untuk membuktikan kebenaran dari informasi yang mereka sebar. 

Mudah diduga, dan kami sudah menduga sebelumnya, bahwa mereka 'tidak akan punya nyali' untuk hadir pada mubahalah tersebut. Karena mereka sendiri tahu dan menyadari bahwa mereka berada dalam posisi yang salah. Ternyata dugaan kami benar. Mereka tidak hadir. Akhirnya mubahalah tersebut terus berproses dari dunia sampai ke akhirat. Setiap saat mencari waktu yang tepat untuk menghantam para durjana. Silakan perhatikan Surah Annisa ayat 93.

Demikianlah. Semoga kita dijadikan orang yang cerdas dalam menerima dan menyerap informasi. Aamiin. 

Wallahu a'lam bisshawab. 

Sabtu pagi, 7 September 2024 (Tepat 3 Tahun 8 Bulan Peristiwa Tragedi KM50).
Penulis :
Suhada Ali Syarali

Posting Komentar